Unsur Intrinsik :
1.Judul : Juru Masak
2.Tema : Keahlian
3.Setting :
a.Waktu :
Beberapa
tahun lalu hari pertama perhelatan : (Beberapa tahun lalu, pesta
perkawinan Gentasari dengan Rustamadji yang digelar dengan menyembelih
tigabelas ekor kambing dan berlangsung selama tiga hari)
Ketika keluarga mempelai pria tiba :
(di hari pertama perhelatan, ketika rombongan keluarga mempelai pria tiba)
Dua
hari sebelum kenduri berlangsung : (Dua hari sebelum kenduri
berlangsung, Azrial, anak laki-laki Makaji, datang dari Jakarta. Ia
pulang untuk menjemput Makaji)
b.Latar Tempat :
Lareh Panjang, rumah Mangkudun, Jakarta
c.Latar Suasana :
-Kecewa
: (Keluarga mempelai pria merasa dibohongi oleh keluarga mempelai
wanita yang semula sudah berjanji bahwa semua urusan masak-memasak
selama kenduri berlangsung akan dipercayakan pada Makaji,)
-Bingung :
(ketika rombongan keluarga mempelai pria tiba, Gulai Kambing, Gulai
Nangka, Gulai Kentang, Gulai Rebung dan aneka hidangan yang tersaji
ternyata bukan masakan Makaji)
-Kesal : (“Kalau besok Gulai Nangka
masih sehambar hari ini, kenduri tak usah dilanjutkan!” ancam Sutan
Basabatuah, penghulu tinggi dari keluarga Rustamadji.)
4.Tokoh dan penokohan :
a.Makaji :
- Baik hati : (Makaji tidak pernah keberatan membantu keluarga mana saja yang hendak menggelar pesta)
-
Pekerja keras : (Di usia senja, ia masih tangguh menahan kantuk,
tangannya tetap gesit meracik bumbu, masih kuat ia berjaga semalam
suntuk.)
- Bertanggung jawab : (Beri Ayah kesempatan satu kenduri
lagi, anak gadis Mangkudun dipinang orang. Sudah terlanjur Ayah
sanggupi, malu kalau tiba-tiba dibatalkan
- Tidak sombong : (tak
peduli apakah tuan rumah hajatan itu orang terpandang yang tamunya
membludak atau orang biasa yang hanya sanggup menggelar syukuran
seadanya. Makaji tak pilih kasih, meski ia satu-satunya juru masak yang
masih tersisa di Lareh Panjang)
b.Mangkudun :
- Sombong : (“Bahkan bila ia jadi kepala desa pun, tak sudi saya punya menantu anak juru masak!” bentak Mangkudun)
-
Keras kepala : (“Apa kau bilang? Jodoh? Saya tidak rela kau berjodoh
dengan Azrial. Akan saya carikan kau jodoh yang lebih bermartabat!”)
c.Renggogeni :
-
Baik hati : (“Dia laki-laki taat, jujur, bertanggungjawab. Renggo yakin
kami berjodoh.Apa dia salah kalau ayahnya hanya juru masak?”)
- Penurut : karena Renggogeni mau dijodohkan dengan laki laki pilihan ayahnya, tanpa Ia mencintai orang itu.
-
Pandai : (Renggogeni hampir tamat dari akademi perawat di kota, tak
banyak orang Lareh Panjang yang bisa bersekolah tinggi seperti
Renggogeni. Perempuan kuning langsat pujaan Azrial itu benar-benar akan
menjadi seorang juru rawat.)
d.Azrial
- Baik hati : ( Kalau
memang masih ingin jadi juru masak, Bagaimana kalau Ayah jadi juru
masak di salah satu rumah makan milik saya di Jakarta? Saya tak ingin
lagi berjauhan dengan Ayah.)
- Pendendam : ( Dengan maksud mengacaukan perhelatan Mangkudun, Makaji dibawa ke Jakarta oleh Azrial.)
- Pekerja keras : ( Awalnya ia hanya tukang cuci piring di rumah makan
milik seorang perantau, kini Azrial sudah jadi juragan, punya enam rumah
makan dan dua puluh empat anak buah.)
5.Alur : Maju Mundur → Campuran
6.Sudut pandang : orang ketiga serba tahu
“Perhelatan
bisa kacau tanpa kehadiran lelaki itu. Gulai Kambing akan terasa hambar
lantaran racikan bumbu tak meresap ke dalam daging. Kuah Gulai Kentang
dan Gulai Rebung bakal encer karena keliru menakar jumlah kelapa parut
hingga setiap menu masakan kekurangan santan. Akibatnya, berseraklah
gunjing dan cela yang mesti ditanggung tuan rumah, bukan karena kenduri
kurang meriah, tidak pula karena pelaminan tempat bersandingnya
pasangan pengantin tak sedap dipandang mata, tapi karena macam-macam
hidangan yang tersuguh tak menggugah selera. Nasi banyak gulai melimpah,
tapi helat tak bikin kenyang. Ini celakanya
bila Makaji, juru masak handal itu tak dilibatkan.”
7.Amanat
› jangan suka balas dendam kepada orang yang telah menyakiti kita.
› bila sudah berjanji tidak boleh diingkari.
Unsur Ekstrinsik :
Nilai-Nilai
1.Nilai Moral :
Baik : Jangan suka balas dendam.
Buruk: Makaji mengingkari janjinya.
2.Nilai Sosial :
Makaji
tidak pernah keberatan membantu keluarga mana saja yang hendak
menggelar pesta, tak perduli apakah tuan rumah hajatan itu orang
terpandang yang tamunya membludak atau orang biasa yang hanya sanggup
menggelar syukuran sederhana.
3.Nilai Budaya :
-
”pesta perkawinan Gentasari dengan Rustamadji yang digelar dengan
menyembelih tigabelas ekor kambing dan berlangsung selama tiga hari”
- “Dua kali meriam ditembakkan ke langit, pertanda dimulainya perhelatan agung. Tak
biasanya
pusaka peninggalan sesepuh adat Lareh Panjang itu dikeluarkan. Bila
yang menggelar kenduri bukan orang berpengaruh seperti Mangkudun, tentu
tak sembarang
dipertontonkan.”
- “pertunjukan pencak silat guna menyambut kedatangan mempelai pria.”
4. Nilai Pendidikan :
Renggogeni bersekolah tinggi sehingga ia menjadi juru rawat
Pertanyaan Halaman 11.
6. Masalah apa yang dihadapi Azrial?
Jawab
: Azrial sakit hati kepada keluarga Mangkudun, sehingga ia tidak mengizinkan Makaji memasak di kenduri Mangkudun, karena ia tidak dapat melupakan Renggogeni.
7. Bagaimana Azrial mengatasi masalahnya?
Jawab : Azrial mengajak Makji pergi ke Jakarta untuk membantu memasak di restoran milik Azrial sendiri.
8. Apakah Makaji, sang juru masak menemui masalah pula?
Jawab
: Iya, karena Makaji tidak diizinkan memasak di kenduri Mangkudun oleh Azrial, padahal ia telah berjanji dan ingin memasak untuk yang terakhir kalinya di desa Lareh Panjang.
9. Keputusan apa yang akhirnya diambil oleh Azrial?
Jawab : Dia membawa ayahnya ke Jakarta dan menjadi juru masak di restorannya.
10. Menurut kalian apakah keputusan Makaji itu sudah tepat?
Jawab
:Tidak, karena ia tidak menepati janjinya kepada Mangkudun untuk memasak di kenduri, ia malah memilih pergi ke Jakarta bersama Azrial.